GDP VERSUS GNP

Salah satu yang menggemaskan dalam fintech festival singapura sampai kemarin malam adalah ketinggalan 5 tahun pemerintah indonesia mengadaptasi blockchain dan teknologi lainya dalam kancah membangun ekonomi.
gambar : keydifferences.com

Kita ambil contoh PM india Narendra modi dalam 2 tahun ini sudah mengunakan crypto , resmi negara nya yang menerbitkan . efeknya, dalam waktu 2 tahun ada 150.000 UKM yang memakai crypto currency tersebut dengan masing-masing terkucur dana senilai 1 milyaran rupiah.

Kalau ekosistemnya negara yang bangun ya jadi cepat tumbuhnya. Menurut modi pertumbuhan ekonomi india tumbuh 9% yang 2% adalah berbasis digital tadi. Dalam 5 tahun kedepan pertumbuhan ekonomi india bisa terus meningkat hingga 12% dimana sepruhnya dari dunia digital.

Di negara tuan rumah, Singapura tergopoh gopoh menyesuaikan regulator nya agar negara yang tidak ramah dengan teknologi mengalihkan pusat transaksinya ke singapura. Singapura mau jadi fintech hub dunia. Singapura bukan merubah peraturan tetapi semua dimasukan saja ke regulatory sandbox. Di netralkan semua. Keren ini negara.

Beda banget dengan OJK di indonesia tukang semprit dan menghukum kartu merah. Padahal para anak milenial tidak sedang main sepak bola aturanya OJK tetapi lagi bermain game di dunia lain.

Dua negara tersebut, india dan singapura memang role model dunia fintech, blockchain dan teknologi. Kedua negara itu melihat peluang yang china dan amerika tidak lihat. Thucydides trap china amerika tidak membuat singapura dan india bingung.

Kenapa saya katakan bahwa indonesia tertinggal 5 tahun? Ini dari pandangan mata saya pribadi bahwa dari 400 peserta yang berfestival dalam 2 hari ini sudah di kunjungi saja lebih dari 300.000 orang dari seluruh dunia. Peserta tersebut sudah bukan menyediakan teknologi namun sudah masuk sampai “nano needs”, ke segmen terkecil dari kebutuhan manusia. Menyelesaikan masalah manuisa sampai kebutruhan terkecil, nano needs!!!

Selain itu fokus saya duduk paling lama di booth regulator karena bulat sudah putusan saya, seperti apa yang saya lakukan sudah 15 tahun ini. Terbukti memang singapura ramah investasi.

Apa yang akan saya lakukan? Saya menggeser dari membangun GDP indonesia ke GNP indonesia saja.

Begini logika saya berfikir. Saya ini nasionalitas-nya indonesia jangan di ragukan. Walau sontoloyo tetap yang saya lakukan demi nkri. Pendapat saya, kalau kita mau membangun negara dari dalam kita masuk dunia politik, kalau mau membangun dari luar kita membangun bisnis.

Berbisnis adalah membangun negara dari luar, politik membangun negara dari dalam.

GDP adalah membangun indonesia dari dalam wilayah indonesia. Kalau GNP adalah aset warga indonesia diluar negeri di tambah aset dalam negeri (termasuk aset negara lain di indonesia).

Jadi kita harus ingat GDP indonesia itu ada GNP negara lain. Fahamnya? Mau di jelaskan rinci untuk pelajaran ini kita terangkan di tempat lain saja.

Ok masih ingat policy luar negeri amerika yang selalu saya ulang-ulang agar faham geoekonomi dan geopolitik dunia. Dan agar faham bahwa kita saat ini indonesia dikelola tanpa faham geopolitik dunia dan tidak punya geostrategi. Sudah 3 tahun saya bicara beginian. Jadi sempatkan baca ulang jika berkenan.

Policy amerika adalah 5% penduduk dunia adalah warga amerika, dan mengendalikan kekayaan 58% dunia (baca: GNP). Dalam data GDP dunia 2017 GDP amerika 25% dunia, china 12%, indonesia 1,1%. Tetapi kalau dari GNP tetap amerika 55% dan china 18%. Ini membuktikan bahwa di GDP sebuah negara ada asset negara lain ( baca china dan amerika yang dominan).

Alibaba punya siapa? Listing di new york stock exchange khan ya? Jadi yang punya ya blackrock, quantum fund ya kapitalis dunia lah.

Kembali ke kita, kita di paksa keluar indonesia oleh peraturan negara sendiri. Kalau wechat, alipay karpet merah di berikan oleh BNI dan BI dan OJK dan pemerintah. Kalau karya anak bangsa di usir.

Emang bursa efek ukm itu di anggap najis. platform bebas riba ala blockchain itu ngak boleh. Direct investment ke UKM pakai bursa “mirip-mirip BEJ” itu gak boleh. Harus tetap gunakan bank, pakai bunga bank, pakai pinjaman. Bagi hasil itu tidak boleh di sistemkan.

Nah kita khan pejuang ekonomi, ya melipir dulu ke negeri ramah investasi dengan tetap membantu UKM dari luar. Esensinya tetap sama. Uang anda langsung ke UKM indonesia juga. hanya teknologinya kita melipir dulu.

Membangun GNP saja kita dengan membangun aset di luar, membangun GDP indonesia biar china alibaba saja, habis kita ngak boleh sih. Selamat datang pebisnis asing yang akan membangun GDP nasional indonesia.



(disadur via mwp)

Comments